BATU – Mencegah terjadinya korban jiwa jika terjadi insiden dalam balap sepeda, ISSI Kota Batu bersama Stone City Rider menyelenggarakan Pelatihan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Sederhana, Olahraga Bersepeda di Pendopo Kecamatan Bumiaji, Selasa (1/2/2022).
Hanya dibutuhkan satu hal yakni ABC ketika menghadapi kondisi kedaruratan yang mungkin dialami oleh para pecinta olahraga ekstrem. Apa itu ABC, yakni tidak lain adalah memeriksa Air Way (jalan nafas), Breathing (pernafasan) dan Circulation (sirkulasi darah) korban yang mengalami kecelakaan.
Hal itu dikemukakan oleh Dokter Ivan Andrianto, pemateri kegiatan. Dokter yang juga anggota komunitas gowes Healthy Bike ini menjelaskan bahwa untuk mengetahui kondisi korban, orang-orang disekitarnya harus melakukan look, listen dan feel.
“Seperti melihat mulutnya dan hidungnya apa tersumbat darah atau tidak, kemudian mendengarkan suara pernafasan korban dan merasakan urat nadinya,” ujar Ivan. Pada prinsipnya pertolongan pertama kegawatdaruratan harus dikuasai oleh atlet, wali atlet, pelatih, pengawas bike park hingga panitia.
“Ketika terjadi hal kegawatdaruratan, bebaskan jalan nafas terlebih dahulu. Jangan panik, pastikan korban bisa bernafas dulu,” ujarnya. Setelah itu pastikan tidak ada masalah dengan tulang leher korban, karena itu disarankan untuk menyiapkan cervical coral atau penyanggah leher.
“Kalau tidak ada cervical coral, gunakan potongan kardus sebatas leher, itu saja sudah aman,” ujarnya.
Para atlet, operator bike park dan penghobi sepeda mengikuti kegiatan ini dengan antuasias, karena kegiatan ini dilaksanakan bukan hanya secara teori namun juga dilakukan secara praktek. Mulai praktek melakukan pertolongan pertama saat pembalap jatuh hingga memasang bidai atau cervical coral.
Panitia pelaksana, Agus Setiawan dari Stone City Rider menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini untuk mengedukasi para atlet, penghobi bersepeda dan operator bike park mengetahui bagaimana memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan sederhana ketika terjadi insiden.
“Tujuannya untuk memberikan pembekalan kepada pelaku olahraga ekstrem, agar penanganan pertama pada kecelakaan benar-benar seperti diharapkan medis, tepat guna dan harapannya bisa menyelamatkan korban dan tidak ada pembiaran,” ujar Agus.
Lewat pengetahuan dasar ini, diharapkan semua mampu melakukan penanganan pertama pada kecelakaan yang efektif dan benar. “Bukan tidak mungkin kecelakaan terjadi, karena medan yang dilalui memang ekstrem, karena itu butuh bekal pengetahuan agar semua safety,” ujarnya. (hms)