BATU- Pandemi memberikan tantangan lebih bagi cabang olahraga, kini mereka tidak hanya wajib menguasai teknik olahraga namun juga harus menguasai IT. Ini perlu dilakukan karena kejuaraan secara tatap muka sudah banyak yang berganti menjadi kejuaraan virtual. Untuk itu, selain harus menguasai teknik olahraga, juga harus mampu menguasai beragam peralatan multimedia.
Seperti Taekwondo Kota Batu, bulan Agustus 2021 ini mereka mengikuti Kejuaraan Pangdam XVI/Pattimura Open Tournamen Taekwondo Championship 2021.
“Iya, pandemi Covid-19 ini kita dituntut tidak hanya bisa menguasai teknik olahraga kita, tapi juga harus mampu menguasai IT,” ujar Pelatih Taekwondo Kota Batu, Kurnia Rahayuningsih,
Ia mencontohkan pekan lalu mereka harus membuat video untuk mengikuti Open Turnamen Taekwondo Pangdam XVI Pattimura. Dalam kejuaraan ini Taekwondo Kota Batu mengikuti speedkicking dan poomsae dengan kategori pra cadet A, B, C, cadet, junior, senior.
“Dan ada kategori tambahan yaitu Class Master, umur 31 tahun ke atas putra dan putri kita juga mengikutinya. Total keseluruhan peserta ada 34 atlet,” ujarnya.
Atlet yang ikut dalam kompetisi ini mulai dari Pra Cadet A (dari Kota Batu peserta usia paling kecil 6th) sampai Class Master ( dari kota batu peserta paling tua usia 36th).
“Kita optimis sebisa mungkin meraih medali emas, apapun hasilnya nanti, semoga meraih prestasi terbaik,” ujar Kurnia.
Kejuaraan virtual ini adalah kejuaraan kedua yang diikuti oleh Taekwondo Kota Batu. Pada kejuaraan tersebut, Taekwondo Kota Batu menurunkan 10 atlet, 8 atlet meraih medali emas, atlet meraih medali perak.
Kejuaraan Pangdam XVI/Pattimura Open Tournamen Taekwondo Championship 2021 ini akan dilaksanakan dengan pengiriman video terlebih dahulu. Selanjutnya dilanjutkan live streaming 26 hingga 28 Agustus 2021.
“Alhamdulillah kita punya Sabam Wichenk yang bertindak selain sebagai pelatih juga kameramen,” ujar Kurnia.
Sabam Wichenk menerangkan kesulitan pengambilan gambar adalah harus dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan gambar terbaiknya.
“Memang harus lebih sabar, karena pengambilan gambar harus dilakukan berulang-ulang,” ujar Sabam Wichenk.
Selain itu ada ketentuan yang berbeda, hingga menentukan pengambilan gambar.
“Kalau kejuaraan yang pertama dulu, speedkicking tanpa menendang target/kickpad, namun untuk yang kedua ini speedkicking menggunakan target. Atlet dan pemegang target wajib mengenakan dobok/seragam,” ujarnya. Karena itu diperlukan koordinasi yang kuat untuk bisa menampilkan tendangan yang baik dan akurat. (hms)