Ukur Performance Atlet Puslatkot

Atlet saat menjalani pengukuran kekuatan otot dalam Sport Science yang dilaksanakan bekerja sama dengan FIK UM

BATU- Sebagai persiapan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur tahun 2022, KONI Kota Batu menggelar VO2MAX sebagai salah satu penerapan Sport Science untuk mengetahui performance atlet.

Kegiatan yang dilaksanakan di GOR Gajahmada, Minggu (15/11/2020) ini diikuti 96 atlet dari 19 cabang olahraga prestasi dibawah naungan KONI Kota Batu. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM).

Ketua Umum KONI Kota Batu, Drs Mahfud menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini untuk mengukur performance atlet dengan menggunakan pendekatan sport science. Kegiatan ini dilaksanakan ditengah-tengah pelaksanaan pemusatan latihan (Puslat) KONI Kota Batu untuk persiapan Porprov Jatim.

“Hasil dari kegiatan ini kita pakai untuk evaluasi Puslat, kemudian kita pergunakan untuk memperbaiki program latihan selanjutnya, sehingga kita bisa mendapatkan program latihan yang pas sesuai kebutuhan atlet dan disesuaikan dengan proyeksi prestasi yang diprogramkan pelatih,” ujar Mahfud.

Porsi tes yang dilakukan antara atlet dan cabang olahraga satu dengan lainnya berbeda. Tergantung pada jenis cabang olahraga yang ditekuni atlet. “Tes atlet Tinju tidak sama dengan tes yang atlet Wushu dan Tenis Meja. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan atlet masing-masing. Contoh otot mana yang masih lemas, perlu ditingkatkan dengan cara apa, pengukuran fisik juga,” ujar Mahfud.

Tes tidak sama, disesuaikan dengan kebutuhan cabor. Tes untuk atlet tinju tidak sama dengan atlet wushu dan tenis meja. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan atlet. Seperti otot mana lemas, dan bagian mana yang perlu ditingkatkan pengukuran fisiknya.

Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan karena kegiatan ini dilaksanakan ditengah Pandemi, KONI Kota Batu menerapkan protokol kesehatan maksimal kepada atlet dengan menerapkan 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan).

Panitia membatasi jumlah atlet dan pelatih yang masuk ke dalam ruangan pengujian. Sebelumnya mereka diharuskan mencuci tangan, menggunakan masker dan diukur suhu tubuhnya dengan menggunakan termal gun.

Koordinator tim penguji, Dr Imam Hariadi M Kes menjelaskan bahwa rangkaian tes yang disiapkan totalnya sebanyak 24 item yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter masing-masing cabang olahraga (cabor).

“Paling banyak adalah bela diri dan permainan, ada 12 item, yang kita laksanakan untuk mengukur masing-masing komponen fisik yang dominan,” ujar Imam.  Menurutnya, dalam tes bela diri ada item penguatan otot tengah, kekuatan otot perut, daya tahan otot, power dan reaksi menendang.

Hal ini berbeda dengan cabang olahraga non fisik seperti catur, bridge dan billyard mereka hanya menjalani dua tes saja, yakni tes kebugaran dan indeks masa tubuh serta lemak karena para atlet ini tidak menggunakan fisik namun otak. (hms)