Alya Juara Kejurnas BMX Mengawali dari Melihat

Rahma Alya Putri Nugroho

BATU- Latihan pertama yang diterima oleh Rahma Alya Putri Nugroho selama satu bulan penuh hanya diminta untuk melihat orang lain berlatih sepeda di track BMX, tapi siapa sangka latihan awal ini mengantarkan Rahma Alya Putri Nugroho menjadi Juara umum Kejuaraan nasional (kejurnas) GCC BMX Championship tahun 2019 lalu.

Sama seperti anak pada umumnya, gadis berwajah imut ini memiliki hobi bersepeda sejak kecil. Begitu duduk di kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bustanul Ulum ini, mulai diarahkan oleh ayahnya Wahyu Nugroho untuk menekuni olahraga bersepeda ini.

“Setiap hari sepulang sekolah ayah selalu mengajak saya melihat orang latihan sepeda, selama kurang lebih 1 bulan,” tuturnya. Berangkat dari sini lambat laun anak pertama dari dua bersaudara ini mulai menyukai balap sepeda.

Tidak hanya untuk mengisi waktu luang, latihan rutinnya dilakukan setiap setiap hari, ia hanya libur pada hari Senin. Menjadi juara umum baginya sangat menyenangkan karena bisa membuat orang tuanya tersenyum dan bisa membawa nama harum sekolah. Gadis kelahiran tahun 2009 ini bercita cita ingin menjadi atlet Internasional.

Bukan mudah meraih juara umum, Alya harus melewati 7 seri lomba balap sepeda, mulai dari Kendal Jawa tengah, Sleman jogjakarta, Temanggung, Jepara, Blitar, dan dua seri terakhir di Sleman Jogjakarta. Dari 7 seri itu terakumulatif poin tertinggi diraih olehnya sebanyak 119 poin karena dalam 6 kali seri dia selalu menjadi 3 besar, 1 kali seri mendapat peringkat 4.

Sementara Wahyu Nugroho mengatakan ia sengaja mengajak anaknya jauh-jauh ke Velodrome Kota Malang untuk melihat latihan sepeda. “Saya lakukan untuk memancing minat anak saya,” katanya. Diakuinya saat melihat anaknya balap sepeda, Wahyu harus berperang dengan perasaannya sendiri, karena jantungnya selalu berdebar saat melihat anaknya memacu sepedanya.

Melihat perkembangan anaknya, pengusaha laundry ini mulai mengarahkan anaknya mengikuti lomba lokal. Pada Desember 2018, pertama kali Alya mengikuti lomba di Velodrome Malang. Ia merasa beruntung karena putrinya pintar mengatur waktu, sehingga meski olahraga ini melelahkan dan dia sering keluar kota untuk mengikuti lomba tapi tidak berpengaruh kegiatan belajarnya. (HMS)