BATU- Warga Kota Batu harus bangga, karena Tim Paralayang Jatim dalam PON Papua 2020 didominasi atlet dari kota apel. Sejak bulan Desember 2019 lalu hingga nanti 14 Januari 2020, mereka menjalani pemusatan latihan di Manila, Australia.
Mereka adalah Joni Effendi, Rika Wijayanti, Jafro Megawanto, Rony Prathama, Ike Ayu Wulandari dan Ardiansyah. Tempat pemusatan latihan ini bukan tempat sembarangan, pasalnya di Manila banyak sejarah Paralayang tercipta.
Tahun 1998 Godfrey Wenness Instruktur dan Pengembang Paragliding di Gunung Borah mendapatkan rekor dunia dalam jarak terbang sejauh 335 kilometer (208 mi). Ditempat ini juga kompetisi terbang bebas telah di laksanakan tiap tahun sebelum bulan musim panas. Kejuaraan dunia paragliding FAI ke 10 juga telah dilaksanakan di tempat ini dengan didatangi oleh 150 pilot dari 41 negara.
Cerita dramatis tentang selamatnya pilot palaglider bernama Ewa Wisnerska dari Jerman yang terjebak dalam badai petir sampai 9,946 (32,631 ft) juga tercipta disini. Cerita dramatis tersebut kemudian dijadikan sebuah film dokumenter yang memenangkan AFI Awards dan dinominasikan untuk Logie Awards.
Sekretaris Paralayang Jatim, Samsul Hadi mengatakan bahwa proyeksi PON Papua tahun 2020 adalah merebut emas sebanyak-banyaknya. “Proyeksi PON 2020 adalah emas, jumlahnya berapa saya masih belum tahu pasti,” katanya.
Berbagai persiapan sudah dilakukan tidak hanya pemusatan latihan di Australia, namun juga mengikuti berbagai kejuaraan dunia, salah satunya di India beberapa waktu lalu. (HMS)